Sabtu, 21 Mei 2016

makalah biokimia vitamin



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Penemuan penyakit akibat defisienasi nutrisi, yang pertama kali ditemukan pada zaman mesir kuno yakni rabun senja menjadi tonggak awal manusia memulai mengenal salah satu nutrisi yang dikandung makanan. Hal tersebut tertera dalam buku pengobatan yang berisikan pola-pola pengobatan pada zaman tersebut, dimana tertulis bahwa obat dari rabun senja adalah ekstrak hati yang telah dimasak. Ternyata pengobatan yunani pun yang menjadi cikal bakal pengobatan modern mengikuti pola pengobatan mesir kuno tersebut. Namun, pada tahun 1913 barulah diketahui bahwa kandungan ekstrak hati yang telah dimasak adalah retinol. Penemuan lain yang mencetus penamaan vitamin adalah seorang ahli kimia yang berasal dari polandia, yakni Funk yang mengemukakan bahwa penangkal beri-beri yang larut dalam air itu berupa amina yang sangat vital. Oleh karena itu ia menyebutnya “vitamine” yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “vitamin”. Penemuan mengenai vitamin tidak terhenti sampai disitu saja. Pada tahun 1930, seorang ilmuwan bernama T.More mengemukakan bahwa karoten dapat mencegah rabun senja.

Vitamin adalah senyawa-senyawa organik yang  memiliki komposisi kimia yang berbeda dengan karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat serta mengalami perbedaan katalisis esensial dalam metabolisme  normal dari nutrien-nutrien. Vitamin diperlukan dalam jumlah kecil tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.

Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.

Penggolongan terhadap vitamin dapat didasarkan pada media pelarutnya, yakni ada vitamin yang dapat larut dalam lemak dan ada pula vitamin yang dapat larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak antara lain vitamin A, D, E, dan K. Sedangkan yang dapat larut dalam air adalah vitamin B dan C.

1.2  Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan vitamin?
2.      Apa saja macam-macam vitamin ?
3.      Bagaimana fungsi vitamin dalam tubuh manusia?
4.      Apa dampak kekurangan vitamin bagi tubuh manusia?

1.3  Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia I.

1.4  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang didapat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mendapatkan pemahaman mengenai pengertian vitamin.
2.      Mendapatkan pemahaman mengenai macam-macam vitamin.
3.      Mendapatkan pemahaman mengenai fungsi vitamin dalam tubuh.
4.      Mendapatkan pemahaman mengenai dampak kekurangan vitamin bagi tubuh manusia.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Vitamin
Vitamin didefenisiskan sebagai suatu zat gizi yang diperlukan dalam jumlah kecil dan harus didatangkan dari luar, karena tidak dapat disentesa tubuh. Vitamin merupakan zat organik yang harus diperoleh suatu organisme dari lingkungannya. Vitamin hanya diperlukan dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia atau metabolisme. Secara umum vitamin diperlukan tubuh dalam tubuh untuk zat pengatur pertumbuhan, memelihara dan menjaga fungsi tubuh, sebagai koenzim dan berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme enzim.

2.2     Sifat-Sifat Vitamin
          Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu : vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut daam lemak adalah vitamin A, D, E dan vitamin K. Vitamin jenis ini jika dikonsums dalam jumlah yang besar akan berbahaya bagi tubuh karena jenis vitamin ini tidak dapat diekresikan ke luar dan akan tersimpan daam tubuh. sebagaian besar vitamin ini diabsorsi bersama dengan lipida lain. Absorsi ini membutuhkan cairan empedu dan pancreas.

Sifat umum vitamin yang larut dalam lemak :
*        Latut dalam lemak
*        Kelebihan konsumsi yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh
*        Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu
*        Gejala defisiensi berjalan lambat
*        Tidak perlu selalu ada dalam makanan sehari-hari
*        Mempunyai precursor atau provitamin. Provitamin adalah suatu vitamin yang dapat diubah dalam tubuh, dengan mengubah iakatan organik lain yang tidak brsifat vitamin tetapi dapat diubah menjadi vitamin setelah dikonsumsi. Contohnya vitamin A provitaminnya Karotin, vitamin D provitaminnya prekursor 7- dehydro choloesterol, vitamin c provitaminnya prekursor glukosa.  
*        Hanya mengandung unsur C,H, dan O
*        Diabsorsi melalui sistem limfe
*        Hanya dibutuhkan oleh organisme komplek
*        Beberapa jenis bersifat toksik pada jumlah relative rendah (6-10 KGA)

          Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin kelompok dari vitamin B (tiamin, riboflavin, asan nikotinat, asam pantotenat, piridoksin, biotin, asam folat, vitamin­ B12, dan vitamin C.   sebagian besar vitamin yang larut dalam air meerupakan koponen sistem enzim yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi. Vitamin ini biasanya tidak disimpan di dalam tubuh jika kelebihan karena dikeluarkan melalui urine. Karena itulah vitamin yang larut air perlu dikonsumsi setiap hari agar fungsi tubuh normal dan tidak tergangu. Sifat umum vitamin yang larut air adalah :
*        Tidak haya tersusun atas unsur C, H dan O
*        Tidak memiliki provitamin
*        Terdapat di semua jaringan tubuh
*        Sebagai prekusor enzim-enzim
*        Diseap dengan proses difusi biasa
*        Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh
*        Dieksresikan melalui urin
*        Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan
2.3  Jenis-jenis Vitamin
Struktur kimia dari   vitamin yang larut dalam air sangat beraneka ragam, tetapi mereka mempunyai sifat molekul plar, sehingga larut dalam air. Semua vitamin yang larut dalam air, dapat disintesis oleh tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan, biji- bijian, sayuran berdaun hijau dan ragi) kecuali vitamin B12. vitamin B komplek dan vitamin C karena ke larutannya dalam air, tidal dapat disimpan lama dalam bentuk stabil, harus disediakan terus menerus dalam makanan, kecuali vitamin B12, pada hati manusia dapat disimpan untuk persediaan beberapa tahun. Semua vitamin yang larut dalam air, kecuali vitamin C, berfungsi sebagai koenzim atau kofaktor dalam reaksi enzimatik.




Vitamin
Bentuk koenzim
Fungsi enzimatik
Tiaminin (B1)
Tiaminin pirofosfat (TPP)
Transfer atau


pengangkatan gugus


aldehida
Reboflovin (B2)
Flavin adenin dipuklotida (FAD)
Transfer hidrogen

Flovida mononukleotida (FMN)
Transfer hidrogen
Nikotinamida
Nikotinamida adenin dinukletida
(NAD+)
Transfer  hidrogen

Nikotinamida adenin demikleotida fosfat (NADP+)



Asam fantolenat
Koenzim A (KoA)
Transfer atau karier


gugus asil
Peridoksen (B6)
Peridoksalfosfat
Transfer gugus


amino, gugus


karboksil dari


rasenisasi.
Biotin
Biotin
Transfer atau


pengangkatan gugus


karboksial
Asam falat
Asam titrahidroksi falat
Transfer satu –C
Vitamin B12
Koenzim B12
Pergeseran 1,2 dari


atom hidrogen, karier


gugusan metil
Asam lipoat
Lipoatmid
Transfer gugus asil
Sumber : Frank B. Amstrong 1989


A. Vitamin Larut Dalam Air
1.   Tiamin (Vitamin B1)

Tiamin  (vitamin  B1)  diperlukan  dalam  makanan  semua    hewan,  kecuali hewan memamah biak. Tiamin dijumpai pada semua tumbuhan, tetapi dalam konsentrasi, tinggi terdapat dalam padi-padian sebagai molekul bebas, lapisan luar dari biji padi-padian kaya akan tiamin. Kekurangan   tiamin pada diet manusia menyebabkan penyakit beri-beri, suatu penyakit yang ditandai tidak terkendalinya syarat, paralisis dan kehilangan berat badan. Tiamin pertama kali diisolasi dan dimurnikan tahun 1926, dan struktur kimianya ditentukan pada awal tahun 1930-an oleh Robert R. Williams di Amerika Serikat.
Struktur  kimia teamin, mengandung, sistem dua cincin yaitu perimidin dan tiazol. Pada jaringan hewan tiamin terutama  terdapat  sebagai tiamin pirofosfat atau
kimia difosfat (TPP), yang merupakan bentuk koenzimnya.






























Tiami pirofosfat (TPP)

Tiamin penafosfat berfungsi sebagai koenzim pada beberapa reaksi penting dalam metabolis karbohidrat, yang melibatkan pengangkatan atau transfer, gugus aldehida dari molekul donor  menjadi molekul penerima. Pada reaksi tersebut TPP berfungsi sebagai  senyawa  perantara  yang  membawa  gugus  aldehida  yang  terikat  secara kovalen pada cincin tiazol. Contohnya adalah reaksi  yang dekatalisis oleh enzim perivat dekarboksilase  yang merupakan langkah penting dalam permentasi glukosa oleh klamer  untuk menghasilkan alkohol pada reaksi dekarboksilasi piruvat, gugus korboksil  dari  piruvat  dikeluarkan  sebagai  CO2   dan  sisa    molekul  piruvat  yang kadang-kadang disebut sebagai asetaldehida aktif, secara bersamaan dipindahkan ke posisi C-2 dari cincin taizol (tempat reaktif TPP) yang terikat kuat dengan TPP untuk menghasilkan  turunan  hidroksietil.  Senyawa  antara ini  hanya  sementara  terdapat, karena gugus hidroksielil dilepaskan dengan cepat dari koenzim untuk menghasilkan
asetaldehida bebas.





Reaksi dalam Tahapan

Piruvat + H2O + TPP – E                        α -hidroksietil-TPP-E + HCO3-

α-hidroksietil-TPP-E                               Asetaldehida + TPP-E



TPP juga mempunyai peran sebagai koenzim dari enzim dehidrogenase piruvat dan dehidrogenase  α-ketoglutarat  yang  lebih  kompleks.  Reaksi  ini  terjadi pada lintas utama oksidasi karbohidrat di  dalam sel.


2.   Riboflavin (Vitamin B2)


Riboflavin pertama  kali diisolasi dari susu, disintesis oleh semua tumbuhan dan banyak mikroorganisme, jadi ditemukan dalam semua bahan biologik. Hewan tingkat tinggi harus memperoleh vitamin dari makanan.
Riboflavin atau vitamin B2  terdiri dari D-ributol  yang  terikat pada cincin isoaloksazin vitamin ini telah terbukti berperan sebagai faktor pertumbuhan pada tikus. Riboflavin adalah komponen dari dua koenzim  yang berhubungan erat yaitu flavin monomukleotida (FMN) dan flavin adenin dinukleotida (FAD).



Flavin adenin dinukleotida (FAD)


FMN  dan FAD adalah koenzim dari kelas enzim dehedrogenase yang dikenal sebagai plano protein atau dehidrogenase plavin yang mengkatalisis reaksi oksidasi reduksi.  Pada reaksi-reaksi  yang  dikatalisis  oleh  enzim, cincin  iso aloksazin plavin mulektida berfungsi sebagai pembawa sementara sepasang atom hedrogen yang dipindahkan dari molekul substrat








Dehidrogenase  suksinat  adalah  contoh  dehidro  genase  plavin,  yang  mengandung

FAD, yang mengkatalisis reaksi  oksidasi suksinat menjadi fumarat.




              3.   Asam Nikotinat dan Nikotinamida (Niasin)

Nikotinamida merupakan bentuk amida dari asam nikotinat. Untuk menghindarkan salah pengertian dengan alkaloid mikotin dari tembakau maka diberikan nama alternatif bagi asam nikotinat  yaitu  niasin untuk  penggunaannya secara  umum. Kekurangan niasin menyebabkan penyakit lidah hitam (black tangue) pada ujung dan pellogra (bahasa Itali, yang berarti kulit kasar) pada manusia, asam nikotinal banyak terdapat pada tumbuhan dan jaringan hewan, terutama daging. Nikotinamida dapat disintesis dari triptofan.
Nikotinamida  adalah komponen yang merupakan bagian aktif dari dua koenzim, yaitu nikotinamida adenin dinakleotida (NAD+) dan nikotinamida adenin dinukleotida fosfat (NADP+) yang dulunya dikenal masing-masing sebagai koenzim I dan koenzim II.




Nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+

Koenzim-koenzim ini terdapat dalam bentuk teroksidasi (ditentukan sebagai NAD+ dan NADP+) dan bentuk tereduksi (NADH dan NADPH). Bagian   mikotenamida koenzim  ini  berperan  sebagai  pembawa  sementara  ion  hidrida  yang  dipindahkan secara enzimatik dari molekul ensbstrat oleh  kerja enzim dehidrogenase tertentu.


Contoh reaksi enximatik tersebut adalah reaksi yang dikatalisasi oleh dehidrogenase malat, yang menyebabkan dehidrogenasi malat, menghasilkan oksaloasetat dan pada saat aktivasi asam lemak dalam oksidasi asam lemak. Tahap ini terjadi pada oksidasi karbohidrat. Enzim ini mengkatalisasi pemindahan dapat balik  ion hidrida dari malat ke  NAD+   membentuk  NADH,    sedangkan  atom  hidrogen  lainnya meninggalkan gugus hidroksil malat dan muncul sebagai ion H+ bebas.


Dahidrogenase malat
L-Malat + NAD+                                                Oksaloksetat + NADH + H+



4.   Asam Pantotenat

Kata pan pada asam pantotenat berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti dimana saja vitamin ini ditemukan pada semua jaringan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan, dan juga pada mikrooganisme asam pantotenat tersebar demikian luasnya dalam berbagai  bahan makanan sehingga tidak ada penyakit yang diketahui disebabkan oleh kekurangan vitamin ini. Asam pantotenaf yang juga dikenal sebagai vitamin B5, untuk pertama kalinya  diisolasi  tahun 1938 dari Khamir  dan ekstrak hati oleh Roger J. Williams. Bentuk koenzim dari asam pemtotenat adalah Koenzim A (disingkat KOA atau KOA-SH). Disebut  demikian karena pertama kali dijelaskan sebagai  suatu kofaktor untuk reaksi asetilasi enzimatik tertentu. Koenzim A mengandung gugus toil atau silf hidril (-SH) yang reaktif yang terletak pada bagian merkaptoetilamin dari  koenzim,  tempat  gugus  asil  berikatan  secara  koralen membentuk tisester selama pemindahan gugus asil.

Secara  biologi KoA  penting sebagai pembawa atau donor  dari gugus asil seperti pada reaksi asam piruvat menjadi asam sitrat yang merupakan reaksi awal pada siklus  asam sitrt, yaitu  lintas utama bagi degradasi oksida tub karbohidrat dan pada reaksi  oksidasi β asam lemak di dalam sel aerobik.






Pada reaksi I,     asetil-KoA  dibentuk  selama  dekarboksilasi  oksidatil  piruvat  oleh dehidrogenase piruvat komplek
Pada reaksi II,    gugus    asetil    pada    asetil-KoA    depindahkan    keoksaloaselat menghasilkan sitrat oleh sintase sitrat.


5.   Piridoksin (Vitamin B6)

Pendokpin atau   vitamin B6 terdiri dari tiga senyawa yang berhubungan erat, yaitu peridoksin, piridoksal dan  piridoksamin. Ketiganya tersebar  luas di alam baik  pada hewan maupun tumbuhan. Padi-padian termasuk sumber yang sangat kaya vitamin B6.

Bentuk aktif vitamin B6 :





Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah peridoksal fosfat, yang selalu terdapat dalam bentuk aminopiridoksumin fosfat, yang berfungsi sebagai gugus prostetik sejumlah enzim yang mengkatalisis reaksi mentabalisme asam amino, transaminasi, dekarboksilasi dan rasemisasi. Walaupun reaksi-reaksi ini dikatalisis oleh   enzim yang berlainan, tetapi koenzimnya sama  yaitu piridoksal fosfat.




Pada gambar transaminasi yang dikatalisis oleh transaminasi atau aminotransferase, piridoksal  fosfat  yang  terikat  kuat,  berfungsi  sebagai  pembawa  sementara  gugus amino dari senyawa donor yaitu asam α-amino, menuju senyawa penerima gugus amino yaitu asam α-keto










Telah diketahui ada kira-kira 20 macam reaksi asam amino, dimana periodoksal fosfat terlibat, salah satu diantaranya adalah interkonversi serin dan lesin. Koefnzim  piridoksal ini menarik perhatian sebab berikatan dengan lisin pada enzim fosfarilase dalam hewan dan tumbuhan

6.   Biotin

Biotin untuk pertama kalinya diisolasi pada tahun 1935  oleh Dritz Kogl dan Benno Jonnis, dari konsentrat   hepar   sebagai faktor pertumbuhan dari ragi. Pada hewan kebutuhan biotin di cukupi   oleh bakteri usus yang mensintesis vitamin ini kebanyakan usus hewan membuat cukup biotin untuk memenuhi kebutuhannya.
O

HN               NH HC               CH

H2C              CH         (CH2)4      COOH

S

Biotin  dapat  ditemukan  dalam  padi-padian  ragi,  telur  dan  limpa. Biotin disebut  juga  sebagai  anti  egg  white  injury     faktor,  yaitu  faktor  yang  dapat memperbaiki   keadaan   definisi   yang   dibuat   pada   hewan   percobaan   dengan memberikan putih telur yang banyak. Misalnya, tikus diberi makanan yang mengandung putih telur mentah yang banyak, menyebabkan kerontokan rambut, radang kulit, dan hilangnya koordinasi otot  ini diakibatkan oleh adanya glikoprotein dalam putih telur yang disebut avidin,  yang mengikat biotin dengan sangat kuat sehingga tidak dapat diserap oleh dinding tesus,  sehingga vitamin ini tidak berperan sebagai koenzim.
Avidin + Biotin                                  Avidin biotin

Dengan memasak putih telur, avidin akan  menjalani denatrasi sehingga tidak mampu lagi menyikat biotik. Dengan demikian telur masak tidak pengganggu penyerapan
biotin.

Enzim yang memerlukan biotin mengkatalisis penggabungan (karboksilasi) atau transfer  CO2   (transkarboksilasi). Dalam  reaksi  karboksilasi  diperlukan  ATP, Mg2+  dan biotin, sebagai N-karbaksi biotinilklisin yang bertindak sebagai pembawa
CO2.




Dua langkah dalam reaksi karboksilasi


3
Langkah  1 : Enzbiotin + HCD-

+ ATO      ENZ


karboksibiotin + ADP + Pi


Langkah 2 : Substrat + ENZ karboksibiotin      Substarat terkaboksilasi + enz-biotin



Contoh dari reaksi karboksilasi yang bergantung kepada biotin adalah   reaksi yang dikata lesis oleh karboksidase perivat yang melangsungkan karboksidasi perivat menjadi aksalo aselat dan karboksidasi propesional KoA menjadi metilmalonil KoA.




7.   Asam Folat

Asam folat  pertama kali diisolasi dari daun bayam dan namanya berasal dari bahasa latin, Bolium = daun, struktur     kimia dari asam folat mengandung suatu derivat pteridin, asam p-amino benzoat dan asam glutamate. Vitamin  ini  dapat  menolong  keadaan  anemia  pada  unggas  dan  berperan sebagai  faktor  pertumbuhan  untuk  berbagai  mikroba.  Nama  lain  dari  asam  folat adalah asam pteroilglutamat, asam folat sendiri tidak mempunyai aktivitas koenzim, tetapi  molekul  ini  tereduksi  secara  enzimatik  di  dalam  jaringan  menjadi  asam tetrahidropolat (FH4), merupakan bentuk koenzim aktifnya



Asam tetrahidrofolat (FH4) atau TGF berfungsi sebagai pembawa sementara gugus 1- karbon di dalam sejumlah reaksi enzimatik yang kompleks. Di sini, gusgus metil (-CH3), metelen (-CH2), metinil (-CH = ), formil (-CHO), atau  formino (-CH = NH) dipindahkan dari satu molekul ke molekul lainnya.


8.   Vitamin B12 (Sianokobalamin)

Vitamin  B12  merupakan  vitamin  yang  memiliki  struktur  kimia    paling komplek dibandingkan dengan vitamin lainnya. Vitamin B12 tidak dibuat   oleh tumbuhan atau hewan, tetapi dapat dijumpai pada hewan dan mikroorganisme. Vitamin  B12 ini hanya dapat disintesis oleh mikroorganisme 50% vitamin B12 pada orang dewasa dihasilkan   oleh bakteri usus. Menurut   H.A Baker, vitamin B12 merupakan bagian dari koenzim B12, dengan struktur sebagai berikut :




Vitamin B12 bersifat  unik diantara semua vitamin lainnya, yaitu molekulnya tidak hanya mengandung   suatu molekul   organik yang kompleks, tetapi juga mengandung unsur mikro yang esensial yaitu kobalt (Co). Vitamin B12 disebut juga sianokobalamin sebab molekulnya mengandung gugus amino yang berikatan dengan kobalt, kompleks terkoordinasi serupa dengan sistem cincin porfinin pada heme  dan protein     heme pada bentuk koenzim     vitamin B12 yang disebut 5 desksiadenosilkobalamin,  gugus  siono  digantikan  oleh  gugus  S;deoksiadenosil. Bentuk lain dari koenzim B12 adalah metilkobalamin.
Vitamin B12 disebut juga antipernisim anemia, karena pertama kali diketemukan sebagai senyawa yang dapat mengobati penyakit anemia permisiosa, yaitu pembentukan sel-sel darah merah tidak dewasa dan rapuh, vitamin B12 dikenal sebagai faktor pertumbuhan beberapa bakteri dan protozora.
Koenzim vitamin B12 desintesis dari vitamin B12 dengan enzim khusus, sintetase B12. koenxim ini tidak stabil, jika kena cahaya matahari akan berubah menjadi  hanokobalamin atau hidroksi kobalamin,  terdapat dua jenis reaksi enzimatik yang memerlukan koenzim vitamin B12 jenis pertama mengakatalisis penggeseran
1,2 suatu atom hidrogen dari satu atom karbon substrat ke atom berikutnya dengan pengeseran 2,1 (terbalik) yang serentak dari beberapa gugus lainnya, alkil, karboksil, hidroksil atau gugus amino.

Reaksi koenzim B12 yang diketalisis oleh mutase metilaspartat,








Jenis reaksi yang kedua, koenzim B12 tertindak sebagai pembawa gugusan metil yang didapat dari N5  metiltetrahidrobolat, terhadap molekul  akseptor  yang sesaui, dalam suatu reaksi, gugus metil menduduki posisi, S-deaksi adensil dari koenzim

B12, suatu contoh adalah metilasi dari  homosistein untuk menghasilkan metionin













9. Asam Lipoat

Asam lipoat yang juga disebut asam tioktat dekristalisasi tahun 1951 oleh Lester J. Reed dan Irurin C. Gunsalus dan hewan-hewan. Ketika pertama kali diisolasi  asam lipoat diduga   merupakan vitamin B, namun bukti mutakhir menunjukkan bahwa hewan mensintesis sejumlah kecil asam lipoat yang diperlukan, dan dengan demikian tidak  mempunyai  kebutuhan  diet  terhadap    homolekul  ini.  Sering  diklasifikasi sebagai vitamin B karena fungsi koenzimatiknya, dan asam lipoat disebut sebagai suatu vitamin, psenzo.



Ada dua bentuk asam lipoat, yang pertama adalah asam  lipoat dalam bentuk teroksidasi, yang merupakan suatu disulfida siklik dan yang kedua adalah asam dihirdokpoat, bentuk tereduksi dengan dua gugusan sulfhidril pada C-6 dan 8.
Bentuk koenzim dari asam lipoat, seperti biotin, berikatan secara kovalen melalui suatu ikatan amida pada gugus amino- suatu residu lisil spesifik dari apoenzim, lipolisin N-  asam lipoal berfungsi dalam dua dekorboksilasi aksidatil kunci  dalam  pemanfaatan  aerobik  karbohidrat  untuk  energi  dengan  menstransfer suatu gugusan asil, yang disumbangkan oleh  tiamin pirofosfat (TPP) kepada KoA-SH.





10.       Vitamin C (Asam Askorbat)

Vitamin C atau asam akorbat disintesis dari glukosa pada semua tumbuhan tingkat  tinggi  dan  kebanyakan  hewa,  tetapi  tidak  pada  manusia,  kera,  manurut, burung bulbul, kelelawar buah India dan ikan tertentu. Vitamin C adalah asam L- askorbat, suatu lakton derivat gula dari glukosa. Vitamin C sebagai pereduksi yang kuat mudah kehilangan dua atom  hidrogen, menjadi asam L-dehidroaskorbat, yang masig memiliki aktivitas vitamin C. tetapi bila cincin lakton dihidrolisis untuk menghasulkan asam L-diketogulonat, maka aktivitas vitamin C hilang. Fungsi  biokimiawi yang spesifik dari vitamin C belum diketahui, vitamin C berfungsi sebagai kofaktor dalam reaksi hidroksilasi enzimatik residu prolin pada kolagen jaringan pengikat vertebrata untuk membentuk resedu 4- hidroksi prolin, yang hanya ditemukan pada kilagen, dan tidak pada protein hewan lainnya.


B. Vitamin yang Larut Dalam Lemak


Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dimasukkan / digolongkan kedalam lipida. Keempat  vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K) dibentuk secara biologik dari unit-unit hidrokarbon S-karbon, yang disebut ispren atau 2- metilbitadiena,  yang  merupakan  unit  pembangunan  sejumlah  sneyawa  alamial minyak / lemak.
Fungsi biokimiawi yang khusus atau koenzim vitamin  yang larut dalam  lemak masih belum diketahui secara jelas. Satu sifat yang penting dari vitamin ini adalah, bahwa golongan ini dapat disimpan dalam jumlah besar di dalam tubuh.


1.      Vitamin A

Vitamin A untuk pertama kalinya dikenal sebagai faktor   nutrisi esensial oleh Elmer MeCollum pada tahun 1915 dan   kemudian dapat diisolasi dari minyak hati ikan. Vitamin A diperlukan oleh semua hewan bertingkat tinggi vitamin A hanya terdapat  dalam     jaringan  hewan,  sedangkan  pada  tumbuhan  terdapat  sebagai
korotensid yang dapat diambil menjadi vitamin A dalam jaringan kebanyakan hewan.



Ada dua macam bentuk kimia vitamin A yaitu vitamin A1 (retinol), diperloleh dari hati ikan laut. Bila gugus primer alkohol dari retinol dioksidasi, dihasilkan aldehidretenal. Bentuk yang lainnya adalah vitamin A2-yang diperoleh dari hati ikan air tawar. Vitamin A2 mempunyai ikatan rangkap yang jumlahnya satu lebih banyak daripada vitamin A1 vitamin –vitamin ini adalah alkohol  yang mengandung cincin 6 oksiklik, yang mengandung 20 atom karbon, dengan rantai samping yang terdiri dari dua arut isoprem.
Walaupun   vitamin A diketahui berfungsi   dalam proses penglihatan, tetapi kemungkinan   mempunyai,   peranan   metabolik   lain,   karena   semua   jaringan dipengaruhi oleh suatu difisiensi   : satu peranan umum diduga dalam transpor itu kalsium melintasi membran tertentu.


2. Vitamin D

Vitamin D atau kalsiteral merupakan turunan steroid. Vitamin D terdapat dalam dua   bentuk,   yaitu   dalam   jaringan   hewan   terdapat   sebagai   vitamin   D3    atau kalekalsiferal yang selalu dijumpai dalam minyak hati ikan. Vitamin D3 pada manusia dan hewan dibuat dibawah kulit dari prekuensor 7-dehidrokolesteral, melalui penyinaran sinar  ultraviolet. Bentuk lainnya adalah vitamin D2  atau ergokalsiferol, produk  komersial yang dihasilkan dari radiasi sinar ultra violet terhadap ergasterol khamir.


Kekurangan vitamin D menyebabkan metabolisme kalsium dan fosfat tidak normal, menyebabkan  tumbuhnya  penyakit  Tulang  (ricket),  kaki  bengkak  karena terhambatnya pertumbuhan tulang. Pada kondisi normal, manusia mampu untuk menghasilkan cukup vitamin D, melalui reaksi seperti di atas.
Fungsi biokimia vitamin D telah dipelajari secara intensif pada tahun-tahun terakhir ini. Vitamin D3 merupakan prekursor dari 1,25-dihiroksikolekalsoferol, yang dibuat dalam ginjal. Senyawa ini dianggap sebagai hormon dan didefinisikan sebagai pembawa pesan kimia yang disintesis oleh satu   organ untuk mengatur aktivitas biologi pada jaringan lain. pelacakan dengan isotop membuktikan bahwa vitamin menaikkan kecepatan pertumbuhan  dan sesopsi  mineral (Ca) dalam tulang, dan juga mempengaruhi pembuangan fosfat dari ginjal.


3.   Vitamin E

Vitamin E atau α-tokoferol pertama kali diisolasi tahun 1922, sebagai suatu faktor dari suatu minyak sayuran   yang menyebabkan infetilitas pada tikus. Karena keterkaitannya  dengan  reproduksi,  maka  vitamin  ini  diberinama  tokoferol,  dari bahasa  yunani,   tokos. Yang berarti hamil muda. Vitamin E mengandung cincin aromatik bergugus hidroksil, dengan rantai samping isoprenoid.
Kekurangan vitamin E pada tikus dan hewan lainnya menyebabkan sterilitas (hemandulan), kelemahan otot dan kulit bersisik. Pada anak sapi terjadi kerusakan jantung, dan retardasi pertumbuhan pada kelinci.
Aktifitas biokimia yang lekas dari vitamin E belum diketahui, tetapi vitamin ini menghalangi oksidasi non enzimatik pada ikatan rangkap asam lemak tak jenuh. Karena itu vitamin E dikenal sebagia zat antioksidan. Karena sifat  prtektif ini, maka vitamin  E sering ditambahkan pada makanan berminyak komersial untuk mencegah terjadinya oksidasi, sehingga makanan tidak menjadi tenyik.


4.   Vitamin K

Vitamin K diberi nama dari bahasa Denmarik, koagulasi   oleh penemuannya, Henrik Dam (Hadial Nobel, 1943) dan sesuai dengan makna kata tersebut, vitamin K diperlukan untuk pembekuan darah. Vitamin K ditemuakn dalam dua bentuk, yaitu vitamin K1  (filokurnon) yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan temtamo yang berwarna hijau tua yang lainnya adalah vitamin K2  (manakwiron) yang dihasilkan oleh bakteri dalam usus.

Pada individu yang normal, kekurangan vitamin K adalah sangat jarang akan tetapi pemakaian antibioltika yang berkepanjangan dapat menyebabkan kekurangan vitamin K, karena terbunuhnya flora usus.
Fungsi biokimia vitamin K adalah diperlukan dalam pembentukan yang baik protein plasma, protrombin yang diperlukan dalma pembekuan darah.  Karena itu kekurangan vitamin K, menyebabkan terhentinya  pembekuan darah. Dan antagonis vitamin K adalah dikumarol, pertamakali diisolasi dari jerami clover berjamur dan warfarin, analog sintetik dari vitamin K. kedua zat antagonis ini mencegah terjadinya pembekuan darah. Warfarin adalah suatu racun tikus, yang apabila dimakan oleh tikus, dalam suatu periode waktu, menyebabkan kematian dengan menimbulkan pendarahan dalam.


2.4 Dampak Kekurangan Vitamin
1.      Vitamin A
Kekurangan vitamin pada tubuh akan membuat banyaknya timbul gejala penyakit. Ternyata kekurangan vitamin A tidak hanya berakibat pada organ mata , tetapi juga dapat menggangu kerja organ tubuh yang lain. kekurangan vitamin A dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan pada anak, karena Vitamin A berperan penting dalam pertumbuhan seseorang. Kekurangan Vitamin A juga dapat menyebabkan rabun senja, xerosis kornea, ISPA. Kekurangan Vitamin A  dapat menurunkan kemapun sel-sel kelenjar memproduksi mukus dan akan diganti oleh sel-sel epitel yang bersisik dan kering. Hal inilah yang menyebabkan kulit menjadi kering dan kasar. 

2.      Vitamin B
Dampak yang timbul akibat kekurangan vitamin B
Jenis Vitamin
Akibat yang ditimbulkan bagi tubuh
Vitamin B1
1. pencernaan kurang sempurna
2. Beri – beri
3. Mudah lelah
4. kulit bersisik/kering/busik
5. daya tahan tubuh berkurang
Vitamin B2
1. mulut kering
2. sariawan
3. bibir pecah – pecah
4. mudah gugup
5. stamina tubuh berkurang
Vitamin B3
1. kulit kasar dan pecah – pecah
2. diare berdarah
3. gangguan alat pencernaan dan sistem
syaraf
4. otot mudah kram dan kejang
5. badan lemas
Vitamin B5
1. otot mudah menjadi kram
2. sulit tidur
3. kulit pecah - pecah
Vitamin B6
1. pelagra(kulit pecah – pecah)
2. insomnia
3. keram pada otot
4. pada bayi dapat menyebabkan kejang -
kejang.
5.keabnormalan metabolisme protein.
Vitamin B12
1. anemia
2. Mudah lelah
3. Gangguan kulit

3.      Vitamin C
Untuk kebutuhan vitamin C harian dibutuhkan sekitar 60 mcg perhari. Bila jumlah yang dikonsumsi lebih sedikit dari nilai tersebut, maka dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti  kulit kering, kasar dan bersisik, haemorhages, radang gusi, anemia dan kerusakan pada jaringan jantung.
4.      Vitamin D

Dampak kekurangan vitamin D salah satunya adalah meningkatkan peluang kematian pada pasien penderita Kanker Limfoma. Kanker Limfoma adalah kanker sel darah putih. Kanker jenis ini menyerang lebih banyak orang dewasa. Dengan konsumsi vitamin D rutin dan harian menyebabkan orang dewasa mencegah terserang kanker 2 kali lebih baik dan menghindari kematian lebih lama akibat kanker 2 kali lebih baik.


5.      Vitamin E
Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan anemia dan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.

6.      Vitamin K
Kekurangan vitamin K menyebabkan hipotrombinemia dengan akibat masa pembekuan panjang. Pendarahan yang tidak dapat diatasi pada bayi yang baru lahir.


BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Vitamin adalah senyawa organik dalam jumlah mikro yang esensial didalam fungsi kebanyakan bentuk kehidupan, tetapi tidak dapat disintesa oleh beberapa organisme dan harus diperoleh dari sumber diluar tubuh. Kebanyakan vitamin yang larut didalam air berfungsi sebagai komponen berbagai koenzim atau gugus protestik enzim yang penting dalam metabolisme sel. Tiamin (vitamin B1) merupakan komponen aktif tiamin pirofosfat, suatu koenzim yang dibutuhkan sebagai pembawa sementara asetaldehida didalam dekarboksilasi enzimatik piruvat, suatu produk utama dari pemecahan glukosa didalam sel. Riboflavin (vitamin B2) adalah komponen koenzim flavin mononukleotida (FMN) dan flavin adenin dinukleotida (FAD) yang berfungsi sebagai pembawa hidrogen, gugus prostetik pada enzim oksidatif. Asam nikotinat merupakan komponen nikotinamida adenin dinukleotida (NAD dan NADP) yang berfungsi sebagai pembawa sementara io hidrida pada aktivitas dehidrogenase tertentu. Asam pentotenat adalah komponen esensial koenzim A, yang berfungsi sebagai pembawa sementara gugus asil selama oksidasi enzimatik pirvat dan asam lemak. Vitamin B6 (piridoksin) adalah prekursor esensial – esensial bagi piridoksal fosfat, gugus protestik enzim transaminase dan enzim lain yang mengubah asam amino. Biotin berfungsi sebagai gugus protestik karboksilase tertentu, yang berperan sebagai pembawa gugus karboksi. Asam folat merupakan prekursor asam tetrahidrofolat, suatu koenzim yang berfungsi didalam transfer enzimatik senyawa 1-karbon. Vitamin B12 dalam bentuk turunan 5’-deoksiadenosilnya berfungsi didalam pertukaran enzimatik atom hidrogen dan gugus pensubstitusi tertentu diantara atom – atom karbon yang berdekatan.
Vitamin yang larut didalam lemak memainkan peranan penting lainnya. Vitamin A merupakan prekusor pigmen peka cahaya didalam siklus visual sel batang pada vertebrata. Vitamin D3 atau kolekalsiferol dibentuk dari 7-dehidrokoresterol oleh persinggungan kulit dengan sinar matahari, merupakan prekursor biologik utama 1,25-dihidroksikolekalsiferol yang memiliki aktivitas seperti hormon didalam mengatur metabolisme Ca2+ didalam usus kecil dan tulang. Vitamin K merupakan kofaktor didalam pembentukan residu  -karboksiglutamil secara enzimatik pada protrombin, suatu protein plasma pengikat Ca2+ yang pentingnya dalam pengumpalan darah. Besi, tembaga, seng, mangan, kobalt, molibdenum, selenium dan nikel adalah komponen esensial dari berbagai jenis enzim.